Minggu, 09 Desember 2012

PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DARI PRA MADRASAH DAN PASCA MADRASAH TERHADAP PENGEMBANGAN INTELEKTUAL ISLAM


Pendidikan dalam Islam adalah pendidikan ideal yang mempunyai tujuan untuk memperhatikan Agama dan Dunia serta segi manfaat mempelajari suatu  ilmu pengetahuan dan di jiwai oleh budi pekerti.
Pada wahyu pertama ( QS. Al-Alaq: ayat 1-5) yang diturunkan kepada Rasulullah SAW pun berkaitan erat tentang pendidikan. Di dalamnya terdapat kandungan tersirat yaitu mengharuskan manusia untuk meningkatkan intelektualnya dengan belajar. Karena belajar itu adalah sebuah kewajiban bagi setiap manusia dan sarana terbaik untuk peningkatan intelektual ummat dan pembangunan dunia.
 Dengan belajar maka diperolehlah beberapa ilmu yang merupakan sesuatu yang paling berharga yang dimiliki manusia, seperti pesan Mas’ab bin Zubeir pada anaknya: “ Belajarlah, karena dengan belajar itu kamu akan menjadi elok bila kamu tidak mempunyai rupa yang elok dan kamu akan punya kekayaan bila kamu tidak memiliki kekayaan. Ilmu itu hiasan bagi orang yang tidak punya perhiasan, harta bagi orang yang tidak punya harta.”[1]
Pendidikan Islam mempunyai catatan sejarah (history) yang panjang. Pendidikan ini muncul seiring dengan kmunculan Islam itu sendiri. Tentu saja pada masa awal islam ini berkembang, pendidikan formal yang sistematis belum terselenggara. Dan berangsur-angsur mengalami perubahan.[2]
Kewajiban manusia  menuntut ilmu meruupakan salah satu diperlukannya lembaga pendidikan. Adapun beberapa lembaga pendidikan yang berperan dalam peningkatan intelektual islam yaitu dari lembaga pendidikan islam masa Nabi Muhammad SAW ( waktu awal  islam) yang berada dirumah Arqam bin Abi Arqam, kuttab, masjid khan sampai pada lembaga pendidikan akhir abad pertengahan ( Madrasah Nizamiyyah.
Dari rangkaian urutan waktu dan macam-macam lembaga pendidikan Islam ini, terdapat perbedaan bentuk lembaga, metode, kurikulum dan sistem yang selau mengiringi dan menghiasi perkembangan lembaga tersebut yang membawa pengaruh perkembangan intelektual itu sendiri. Namun perkembangan intelektual orang islam ini tidak akan maju atau terefleksi sampai sekarang tanpa disertai dengan amal, imam al Ghazali berkata: “ insan seluruhnya akan hancur, kecuali orang-orang yang berilmu, orang-orang yang berilmu semua  akan hancur, kecuali orang-orang yang beramal, semua orang yang beramal pun akan hancur kecuali orang-orang yang ikhlas dan jujur.
A.        Peran dan Aspek kelebihan dan kekurangan yang melekat pada Lembaga Pendidikn Islam
1.                            Pendidikan islam di rumah-rumah dan kuttab
Pada awal atau permulaan islam, pelajaran agama islam diberikan di rumah-rumah yakni berada di rumah Arqam bin Arqam yang dimana, Nabi Muhammad SAW mengajarkan kaidah-kaidah islam dan membacakan ayat-ayat Al Qur’an. Dimasa ini dakwah Nabi masih bersifat sembunyi-sembunyi. Setelah sahabat Umar bin Khattab masuk islam, dakwah Nabi yang mulai terang-terangan membangkitkan  perkembangan pendidikan islam pun semakin berkembang, disini rumah Nabi di Mekkah juga digunakan sebagai tempat pendidikan islam.
Keunggulan pada tahap ini adalah pendidikan secara langsung diberikan pada Rasulullah. Sehingga pada masa ini setiap ada kekurang pahaman atau masalah langsung bisa terseelesaikan dengan tanya atau konsultasi dengan Rasulullah.
Banyak perkembangan setelah islam datang. Terbukti, jumlah yang tulis baca dari suku Quraisy yang  baru 17 orang, kemudian islam mendorong kaum muslimin untuk pandai membaca dan menulis. Rasulullah menggunakan orang-orang tawanan dari kaum Quraisy Mekkah yang tahu tulis baca, supaya mengajar anak-anak muslim tulis bca sebagai tebusan bagi kebebasan tawanan.  Sejak itu kepandaian membaca dan menullis tersebar di seluruh jazirah Arabiah sehingga mereka dapat menulis ayat-ayt AlQur’an maupun hadits.
Namun setelah berlangsung beberapa rentang waktu, kaum muslim mulai beranggapan bahwa rumah tidak sebaiknya menjadi ruangan atau tempat belajar kerena jika dilaksanakan di rumah yang awal tujuan dipersiapkan sebagai tempat beristirahat, bersandar, dan ketentraman tentu saja akan membawa keributan dan hiruk pikuk sehingga dapat mengurangi ketentraman dan menimbulkan kegelisahan penghuni rumah. Dari sini lah maka munculnya inisiatif adanya ruangan khusus di dalam rumah untuk belajar yang disebut kuttab.
Disinilah kuttab berperan memajukan intelektual yakni sebagai tempat pertma mengajar anak-anak membaca Al Qur’an, membaca dan menulis, mempelajari kisah-kisah Al Anbiya’, paramasastera bahasa arab dan dasar-dasar hitungan.[3]
2.             Pendidikan islam di masjid
Masjid adalah sebagai tempat ibadah. Selain itu masjid juga mempunyai fungsi edukatif ( pendidikan ) atau dan fungsi sosial.  Pendidikan tidak hanya terjadi dirumah dan kuttab namun masjid juga digunakan sebagai wadah untuk pendidikan Islam. Sangat erat sekali pendidikan dengan masjid. Seperti:  Masjid Quba’ yakni masjid pertama dibangun ddalam islam diberikan pula kuliah-kuliah agama, Masjid Nabawi di Madinah yang digunakan Nabi untuk memberikan pelajaran kepada para sahabat mengenai masalah baik agama maupun duniawi.[4]
Pendidikan yang diselenggarakan di masjid ini pada umumnya diselenggarakan ketika masyarakat islam sudah terbentuk dengan menggunakan metode halaqah (lingkaran belajar).[5]
3.             Pendidikan islam di Masjid Khan
Pendidikan Islam di Masjid Khan ini berawal dari pelajar atau anak-anak yang kurang memperhatikan kebersihan dari najis, maka banyak orang menganjurkan hendaknya pelajaran tidak di adakan di masjid. Sehingga muncul inisiatif baru menggunakan ruangan masjid yang khusus untuk belajar anak-anak, yang disebut masjid khan.
4.             Pendidikan islam di toko-toko kitab, majlis-majlis sastra, perpustakaan dan lembaga-lembaga kesufian (non formal)
Peradapan islam dimana islam benar-benar mencapai puncak kejayaan inteletualnya yaitu ketika dimasa lembaga non formal yakni Seperti pendidikan islam ditoko-toko kitab, Majlis-majlis sastera, perpustakan dan lembaga kesufian.
PENDIDIKAN ISLAM DI TOKO-TOKO BUKU ( KITAB)
Toko-toko buku berkembang pesat pada masa kejayaan Abbasiyah di wilayah timur tengah. kenapa pendidikan islam di toko-toko buku atau kitab bisa meningkatkan intelektual pada masa itu? Ada jawaban utama yang mendasar dari pertanyaan tersebut yakni di toko-toko buku di masa itu dengan zaman modern sekarang ( tahun 2011 M ini) sangat berbeda jauh. Di zaman sekarang kalau ingin beli buku ke toko buku, memilih buku sendiri, bayar, terima struk pembayaran, selesai, sedangkan dizaman pendidikan islam non formal ( di toko-toko buku) seorang penjual buku adalah seorang ulama’, jadi seorang penjual harus paham buku yang mereka jual dan bisa menjadi atau menggunakan jasa seorang waraqod atau  penyalin buku.
Para ilmuan sering datang ke toko tertentu dan bergabung didalamnya. Selain membawa rezeki bagi pemilik toko buku juga mempunyai fungsi lain yakni berguna dalam menyebarkan ilmu pengetahuan dan menyediakan karya tulis khususnya karya-karya filsafat dan sains Yunani klasik bagi masyarakat umum dan bisa juga melakukan diskusi didalamua.
Dari toko-toko buku ini ilmu dan pengetahuan secara tidak langsung menjadikan tempat pendidikan islam yang mempunyai andil besar dalam perkembangan intelektual islam.
MAJLIS-MAJLIS SASTRA
Keistimewaan dalam cara pendidikan d dalam Islam ialah sifatnya yang mudah dan elatis, tidak terikat kepada suatu tempat tertentu. Penyebaran kebudayaan dan pengajaran dilakukan dalam kelompok-kelompok ilmih dirumah-rumah para ulama’ atau sarjana (pelajar), di istana-istana khalifah, dimana hadir mahasiswa-mahasiswa danorang-orang yang haus akan ilmu pengetahuan.  Bahkan kelompok ilmiah itu dihadiri juga oleh para dokter, filosof-filosof dan ahli-ahli sastera dengan maksud untuk beroleh manfaat dari perdebatan-perdebatan dan diskusi-diskusi dibidang agama, ilmiah-ilmiah, kedokteran atau kesusteraan yang mereka dengar.

PERPUSTAKAAN
Tidak ada bukti secara tekstual kapan perpustakaan lahir, namun pada awal islam terbukti sudah adanya perpustakaan yaitu ketika penyusunan mushaf al Qur’an yang disimpan di masjid. Ketika masjid dijadikan sebagai tempat untuk belajar disitulah ada perpustakaan ( tempat buku-buku pelajaran atau umum)  untuk pelajar meminjam, membaca, dan sebagainya. Beriring berkembangnya zaman Perpustakaann yang didirikan di masjid, langgar, madrasah atau sekolah sebagai alat pembantu dalam mempelajari ilmu pengetahuan, kesusasteraan dan dalam golongana ini dapat
Perpustakaan dalam sejarah islam berfungsi sebagai inti dari program pengajaran, yang memperluas materi-materi pelajaran yang disajiakan dlam perkuliahan atau diskusi. Begitu pula perpustakaan pada masa kepemimpinan al Makmun di bagdad terdapat perpustakaan dan pusat pendidikan tinggi yang terkenal yang bernama Bait al Hikmah. Lembaga ini menggabungkan sanggar sastra, lingkaran studi atau halaqah dan observatori sekaligus. Sehingga Bait al Hikmah mengalami puncak intelektualnya.[6]
LEMBAGA-LEMBAGA KESUFIAN
5.        Pendidikan Islam di Madrasah
Menurut Stanton madrasah mulai lahir dari harta waqaf. Madrasah di dalamnya terdapat asrama dan ruang belajar pada awal pembentukannya. [7]Ada 2 faktor madrasah ini lahir, yakni:
1.                                        Faktor internal
Ketika pendidikan berada di masjid, orang-orang terganggu ibadahnya maka tercetuslah iden masjid berasrama( masjid khan) sebagai tempat pembelajaran islam. Namun seiring waktu masjid khan juga menimbulkan kegaduhan yang membuat orang-orang terganggu sehingga ada inisiatif baru untuk membuat madrasah
2.    Faktor Eksternal
Orang sudah berpikir perlu adanya pendidikan yang sesuai dan layak yang meliputi: Faktor religius, Faktor politik dan Faktor ekonomi
Islam pada dasarnya tidak membedakan nilai ilmu-ilmu agama dengan ilmu umum, tetapi  dalam praktiknya, supremasi lebih diberikan kepada ilmu-ilmu agama yang dikarenakan sikap keagamaan dan kesalehan yang memandang ilmu-ilmu agama sebagai jalan tol atau utama menuju Tuhan. dan juga setelah runtuhnyua mu’tazilah menutup kemungkinan bahwa ilmu-ilmu umum yang bertitik tolak dari nalar dihapuskan sehinggga bagi yang masih berminat ilmu-ilmu umum pada masa ini, terrpaksa harus mempelajari sendiri.

MADRASAH NIZAMIYYAH
Madrasah disiapkan khusus untuk belajar, dan tempat-tempat mahasiswa yang semata-mata full timer untuk belajar.  
  1. Tawaran pada Pendidikan Islam ke depan
Bisa dikatakan perkembangan Pendidikan Islam dari awal islam hingga zaman sekarang ini mengalami pasang surut. Banyak orang Islam tidak mengetahui esensi Islam itu sendiri. Kebanyakan mereka hanya mengikuti keluarga ( ayah dan Ibu mereka) dalam memeluk agama. Ini merupakan suatu keuntungan dan kesalahn juga.
Akar-akar keterbelakangan dan ketertinggalan Dunia Muslim dalam sains dan teknologi dapat dilacak yang berawal dengn lenyapnya berbagai cabang-cabang ilmu-ilmu Aqliyah dari tradisi keilmuan dan Pendidikan islam,. pada saat yang sama eropa mengalami perkembangan yang mendorong terjadinya pencerahan ( aufklarung) yang pada akhirnya berhasil menguasai dan menaklukan wilayah-wilayah muslim. Bisa dibayangkan, kaum muslim yang disebut sebagai “khoirul ummah” (umat terbaik ) dengan begitu mudah dikalahkan orng-orang kafir. Memang esensi pendidikan disini bukan terletak pada penguasaan dan penaklukan. Tapi tidak memungkiri jatuhnya pengetahuan umat islam mengakibatkan terpuruknya hinggan bisa kembali ke zaman jahiliyyah kembali.
Bagaimana kah pendidikan Islam ini bisa mengakar di dalam hati setiap insan tidak hanya sebagai simbol dan teoritik saja? Pembaharuan-pembaharuan dalam pendidikan Islam sebagai jawaban yang sangat diperlukan. Kita belajar tidak hanya menghapal akan tetapi kita bisa meresaapi, memahami sebuah pengetahuan tersebut. Terlebih jangan hanya memakan a tau mencari dan meniru pengetahuan tersebut akan tetapi berusaha menemukan ( jangan hanya kutu buku akan tetapi refleksikan ilmu tersebut ke medan untuk sebuah pembuktian).
Tak khayal zaman modern sekarang ini pendidikan sangat lah diminati sekali. Entah, Pelajar mempunyai tujuan mennggali ilmu atau kah demi selembar kertas dengan tulisan bernama yang sering disebut ijazah. Hal ini sah-sah saja akan tetapi esensi sebuah pendidikan islam ini tidak akan terbuka jika kita hanya mencari selembar kertas tersebut.
Ada beberapa tawaran yang menurut saya menarik untuk perkembangan pendidikan Islam kedepan yaitu
  1.  membentuk lembaga untuk anak-anak usia SD/Mi yang bertujuan memberikan pegangan atau dasar titik bermahabbah pada Allah sehingga implikasi intelektual akan muncul.
  2.  Memberi wadah dan meningkatkan mutu lembaga non formal sehingga akan bisa menunjang pengetahuan yang beraada di lembaga formal,
  3. Pembaharuan kurikulum yang statis,
  4. Memberikan fasilitas-fasilita seperti memperbanyak buku-buku pendidikan dalam islam di perpustakaan.
Mempunyai stategi atau atur siasah dalam mengkaji pendidikan islam


[1] Mohd. Athiyah Al Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, ( Jakarta: PT Bulan Bintang, 1970), cet.VI, hlm. 41.
[2] stanton
[3]

[5] stanton
[6]
[7]

Sabtu, 08 Desember 2012

proposal kuantitatif tentang pengaruh intensitas penggunaan facebook


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
Zaman modern sekarang ini teknologi merupakan sarana yang tidak boleh ditinggalkan karena pentingnya. Hampir 90% kehidupan manusia sekarang ditopang oleh kemajuan teknologi. Kehadiran teknologi ini ibarat seperti makanan pokok yang tidak bisa dihindari. Dalam dunia global sekarang ini, masyarakat dunia sekarang memasuki era masyarakat yang berbasis pengetahuan dan era informasi dan komunikasi yang bermula dan ditandai dengan perkembangan Teknologi dan Informasi ( TIK ) ( Syukur, 2008: 11)
Teknologi merupakan bagian pemersatu ( integral ) dalam setiap kebudayaan yang makin maju. Sehingga suatu budaya yang maju maka maju pula teknologinya. Teknologi yang maju ini berawal dari internet yang zaman kemerdekaan terdahulu belum ada. Berawal dari internet ini munculnya world wide web yang sering disebut web yang menghilangkan batasan waktu dan tempat untuk berkomunikasi.
Dengan adanya internet ini, informasi dapat dicari dengan cepat dan mudah. Dalam penggunaan  internet  terdapat berbagai fasilitas mana yam akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna fasilitas atau layanan dalam internet  tersebut.
Dari berbagai fasilitas internet seperti web dan sebagainya akan menimbulkan bermunculannya sittus-situs atau jejaring sosial dalam internet. Salah satu jejaring sosial yang muncul dan menjadi suatu fenomena yang dasyat masa modern ini adalah facebook.
Facebook diluncurkan pertama kali pada tangggal 4 februari 2004 oleh mark  sebagai media interaktif bagi para mahasiswa hardvard sampai sekarang ( syukur, 2009: 18). Pendiri jejaring sosial yang diminati yaitu facebook ini adalah seorang mahasiswa yang usil di harvard University yang bernama mark Zuckerberg di usia 24 tahun yang ditetapkan sebagai milyader termuda di Idunia ( Desy Arisandy, 2009: 28-29).
Sejak facebook diluncurkan tahun 2004 sampai sekarang, facebook masih menjadi suatu situs atau jejaring sosial yang sangat digemari dan diminati para pencinta dunia maya mengalahkan friendster.
Namun beriringnya waktu facebook disini mengundang pro dan kontra. Ada yang berpendapat facebook itu bermanfaat baik untuk ajang silaturahmi dan berkomunikasi jarak jauh yang lebih leluasa dibandingkan dengan alamat komunikasi lain seperti handphone dan ada yang berpendapat facebook menjerumuskan ke hal negatif, seperti kasus pernikahan pria dengan pria yang menyamar sebagai wanita yang bermula dari facebook.
Menurut syukur (2009:29) bahaya facebook yang paling membahayakan bagi pengguna adalah menjadikan pengguna tersebut kecanduan. Fenomena ini juga menyerang anak muda yang   masih duduk di bangku sekolah dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi tidak memandang jenis kelamin hampir sebagian besar mempunyai akun facebook. Keasyikan mereka dalam menggunakan facebook sering sekali menjadikan mereka malas bahkan lupa terhadap tugas dan tanggung jawabnya sebagai siswa yaitu belajar. Tidak hanya malas dan meninggalkan kewajibanya sebagai siswa yakni belajar, di dalam kelas saat pelajaran berlangsung tidak jarang siswa atau siswi mengoperasikan handphone-nya untuk bermain facebook yang tertangkap oleh guru-gurunya. Bahkan ada yang rela membolos hanya ingin update status, atau bermain facebook. Terbukti tempat-tempat internet atau yang sering disebut warnet pada jam seekolah banyak siswa atau siswi yang mengisi warnet tersebut dengan bermain facebook.
Hal ini tentu saja mempengarui konsentrasi dan prestasi belajar siswa atau peserta didik. Padahal suatu prestasi itu bukan suatu yang dimiliki atau di dapat oleh seorang peserta didik dengan begitu saja, melainkan perlu dengan adanya usaha untuk mencapainya. Jika peserta didik asyik bermain atau terkena virus (kecanduan) facebook bagaimana dengan waktu belajar?  WJS. Poerwadarminto ( 1995:768) mengatakan bahwa prestai adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Jadi kemungkinan besar intensitas penggunaan facebook akan berpengaruh pada prestasi siswa atau peserta didik.
Berdasarkan latar belakang diatas akan dikaji tentang penggunaan facebook dan prestasi belajar siswa dengan judul “Pengaruh Intensita Penggunaan Facebook terhadap prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas XI Program Administrasi Perkantoran di SMK N 6 Surakarta.”

B.  Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalah yang dapat diidentifikasikan adalah:
1.    Dampak kemajuan Teknologi yang pesat, kehadiran teknologi ibarat makanan pokok yang harus ada dalam manusia.
2.    Munculnya facebook membuat banyak anak remaja usia sekolah kecanduan dalam pemakain atau pengguanaannya facebook sehingga berdampak atau berpengaruh pada prestasi belajar.
3.    Seringnya anak muda usia sekolah bermain facebook menjadikan mereka malas belajar.
4.     Ketika pelajaran sedang berlangsung pun tidak jarang siswa mengakses facebook  terutama pada pelajaran TIK ( Teknologi, Informasi dan Komunikasi).

C.     Pembatasan Masalah
Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka perlu adanya pembatasan masalah, karena masalah yang luas dapat menimbulkan kekaburan dalam pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini dibatasi pada masalah pengaruh intensitas penggunaan facebook terhadap prestasi belajar kelas XI di SMK N 6 SURAKARTA.


D.    Rumusan Masalah
Dalam setiap kegiatan memecahkan masalah, sebelum mencari penyelesaian perlu terlebih dahulu merumuskan permasalahannya, agar dalam melaksanakan langkah selanjutnya lebih terarah, tepat dan berhasil. Berpijak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas, maka dalam penelitian mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana  intensitas penggunaan facebook pada siswa kelas XI di SMK N 6 SURAKARTA?
2.      Apa ada pengaruh intensitas pengguanaan facebook terhadap prestasi belajar siswa kelas XI di SMK N 6 SURAKARTA?
3.      Bagaimana pengaruh intensitas pengguanaan facebook terhadap prestasi belajar siswa kelas XI di SMK N 6 SURAKARTA?

E.     Tujuan Penelitian
            Berdasarkan rumusan masalah diatas, peneliti ini bertujuan untuk mengetahui:
1.      Untuk mengetahui intensitas penggunaan facebook pada siswa kelas XI di SMK N 6 SURAKARTA.
2.      Untuk mengetahui pengaruh intensitas pengguanaan facebook terhadap prestasi belajar kelas XI di SMK N 6 SURAKARTA.
3.      Gambaran tentang pengaruh pengguanaan facebook terhadap prestasi belajar siswa kelas XI di SMK N 6 SURAKARTA.

F.      Manfaat Penelitian
1.      Secara Teoritik
a.       Sebagai sumbangan karya ilmiyah bagi perkembangan ilmu pengetahuan di STAIN Surakarta mengenai pengaruh intensitas penggunaan facebook terhadap prestasi belajar kelas XI di SMK N 6 SURAKARTA.
b.      Sebagai pijakan bagi peneliti sejenis berikutnya
c.       Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai intensitas penggunaan facebook terhadap prestasi belajar.
2.      Secara Praktis
Menjadi bahan  masukan bagi guru dan orang tua untuk selalu memperhatikan siswa dan putra atau putrinya terutama tentang intensitas penggunaan facebook terhadap prestasi belajar.







BAB II
LANDASAN TEORI

A.      Kajian Teori
1.      Intensitas Penggunaan Facebook
a.       Pengertian Intensitas Penggunaan Facebook
     Sebelum membahas intensitas penggunaan facebook, alangkah lebih baik membahas intensintas.  Menurut kamus Bahasa Indonesia, intensitas adalah kegiatan yang dilakukan secara sungguh-sungguh. ( WJS. Poewadarminta, 2006:449).
Intensitas adalah gambaran berapa lama dan sering responden menggunakan internet dengan berbagai tujuan.
Facebook  merupakan situs jejaring Sosial dimana para pengguna dapat bergabung dalam sebua komunitas seperti sekolah, daerah dan kota untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan orang lain ( Eunike Eni dan Teguh Wahyono, 2009:1)
     Jadi intensitas penggunaan facebook merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus entah di sekolah, tempat kerja, rumah, restoran, dll yang menggunakan salah satu situs internet yakni  jejaring sosial yang bernama facebook. Situs ini mengalami perkembangan yang luar biasa dalalm waktu yang sangat singkat. Sejak kemunculannya dari 2004 sampai tahun 2009 tercatat sekitar 175 juta pengguna diluar usia kerja. ( Bambang Cahyono al jadi, 2009:6).



b.      Sejarah Facebook
     Situs web jejaring sosial (facebook) diluncurkan pada 4 Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang lulusan Hardvard dan mantan murid Ardsley High School. Mark Zuckerbeg memperkenalkan “The FB”, nama facebook saat itu, pada februari 2004 dari kamarnya di asrama Hardvard University. Dengan dibantu beberapa temannya, Zuckerberg membuat jejaring mahasiswa ,melalui internet agar dapat saling kenal. Dalam 24 jam, 1200 mahasiswa Harvard bergabung dan segera jejaring ini menyebar ke kampus lain.
     Kini facebook sudah diterjemahkan kedalam 60 bahasa. Hingga sampai tahun 2009, facebook telah beranggotakan 175 juta orang.  Dengan pengguna yang begitu besar, pada thun 2007 Microsoft rela membayar 240 juta dollar AS untuk mendapat 1.6 persen saham Facebook. Ini berarti saat itu facebook bernilai 15 miliar dollar. Mark Zuckerberg meraih kesuksesan di usia masih sangat muda, yakni  sekitar 24 tahun. Kesuksesan yang kini diraih oleh Mark Zuckerberg yakni sekitar 17.250 triliun rupiah, bisa disetarakan dengan perusahaan-perusahaan besar dunia.  Pendiri situs nomor 6 yang ramai dikunjungi oleh masyarakat di jagat raya ini un telah ditetapkan sebagai milyader termuda di dunia.

c.       Manfaat Facebook
Tidak dapat dipungkiri bahwa layanan social networkong menjadi tema yang hangat ada saat sekarang, terlebih lagi setelah hadirnya facebook. Dengan singakat sarana ini menjadi tema yang ramai diperbincangkan olh semua kalangan. Facebook lantas mengalahkan situs jaringan sosal yang terlebih dahulu ada, seperti: Friendster, Multiply, Hi5, dsb. Namun dari akibathal itu , facebook mempunyai dampak positif dan negatif.
     Pengaruh positif atau manfaat yang dapat dirasakan oleh apara pengguna facebook:
a.       Mempererat silaturahmi atau persaudaraan, sekaligus mendapatkaninformasi terbaru dari status orang lain. Tidak hanya itu, kita bisa mengumpulkan teman-teman yang tercecer di masa lalu.
b.      Media diskusi, dakwah, kampanye, tukar informasi dan mengajak orang dalam kebaikan serta sebagai media iklan dan promosi. Bagi seorang penulis, facebook  dapat digunakan sebagai promosi.
c.       Melatih diri untuk berkomunikasi, baik dengan cara mengeluarkan pendapat berita ter-up to date, serta sebagai tempat berlatih menulisjuga.
d.      Membangun jaringan atau komunikasi baru antr para anggotanya, terutama yang memiliki hobi yang sama
e.       Media marketing dan memperlancar komunikasi.
f.       Facebook dapat memberikan keuntungan bisnis bagi para penggunanya, setelah membangun branding di facebook
g.      Berlatih diri untuk menggunakan bahasa asing
h.      Media penyimpan foto, baik foto keluarga, teman, pribaddi atau foto-foto lain serta video
Dari segudang manfaaat diatas, facebook juga memiliki dampak negatif atau bahaya, yakni sebagai berikut:
a.         Menurut Dr. Aric Sigman ahli psikologi Inggris dalam jurnal Biologist mengatakan bahwa sesungguhnya facebook justru membuat orang teridah saatu sama lain karena keasyikan berinteraksi secara virtual. Menurutnya, fenomena tersebut dapat menimbulkan efek biologis, kuranya pertemuan face to face antar individu daat menyebabkan erubahan kerja gen, mengganggu respon kekebalan, level hormon, fungsi arteri dan sebagainyua yang mengakibatkan gangguan kesehatan.
b.        Jaringan sosial seperti ini membuat individu semakin terisolasi. Ini terbukkti dari wktku yang dihabiskan orang untuk berinteraksi langsung turun secara drastis semenjak adosi media elektronik melonjak.
c.         Dapat mengurangi kinerja seseorang. Terlalu banyaknya waktu untuk mengurus Facebook dapat mengurangi waktu kerja itu sendiri.
d.        Dalam dunia internet, segala bentuk pemalsuan sering terjadi, melalui foto, umur, status, pekerjaan, dan sebagainya yang menimbulkan dampak, seperti kasus ...
e.         Seringkali orang yang tidak dikenal masuk menggaggu
f.         Facebook ternyata relatif mudah untuk dimasuki oleh spyware
g.        Layaknya seperti email facebook pun kerap diserang oleh spam.
h.        Kecanduan berat. Segala sesuatu yang terlalu berlebihan memang tidak baik terutama apabila mengakibatkan hal lain jadi terbengkalai. Sering kali pengguna facebook enggan jauh dari layanan facebook ini.
i.          Berkurangnya privasi pada pemakai

2.      Prestasi belajar
a.       Prestasi
Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19). Menurut WJS. Poerwadarminto ( 1995:768) mengatakan bahwa prestai adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

b.       Belajar
Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, namun demikian selaku mengacu pada prinsip yang sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya.
Menurut Slameto (1995:2) belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.”
Selanjutnya Winkel (1996:53) belajar adalah “suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif konstant.”
Kemudian Baharuddin, (2008:11) mendefinisikan belajar adalah proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, ketrampilan dan sikap.
Dan selanjutnya Mas’aud dalam Syaiful Bahri Djamarah ( 1994: 20) Belajar adalah suatu aktifitas mental atau psikis yang beerlangsung dalam interaksi ampilan dan aktif dengan lingkunggannya yang mnghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap. Sedangkan Menurut L.D. Crown and Crow, learning is a modification of behavior accimpanying Growh Processes that are bhought abaout there ughtedjustment initiated thorugh sensory stimulation. ( alice Lester Crow, 1956:215).
Beberapa pengertian diatas memberikan pengertian bawa Belajar merupakan suatu proses yang menimbulakan terjadinya suatu perubahan tingkah laku untuk mencapai hasil belajar atau prestasi belajar yang baik maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengarui belajar itu sendiri.
Dalam interaksi belajar mengajar, ditemukan bahwa proses belajar yang dilakukan oleh siswa merupakan kunci keberhasilan belajar. Nasution ( 1982:9) mengatakan bahwa belajar adalah mengubah kelakuan anak. Hasil2 yang diharapkan bukan hanya bersifar pengetahuan, akan tetapi juga sikap,pemahaman, perluasan minat, kecakapan sehingga meliputi pribadi anak. Proses belajar ini merupakan hal yag kompleks yaitu merupakan aktivitas psikis yang berkenaan dengan mengolah bahan ajar.

c.       Prestasi Belajar
Menurut  M. Ngalim Purwanto (1995 : 84), prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu atau kelompok. Prestasi belajar merupakan suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan yang dilakukan siswa untuk memperoleh suatu hasil atau prestasi. Keberhasilan ini adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Prestasi belajar seseorang siswa merupakan sebuah tingkat keberhasilan sesuatu,  dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang studi pelajaran yang telah mengalami proses belajar mengajar.
Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa.
Terdapat faktor yang mempengarui hasil belajar, yakni dapat digolongkan sebagai berikut:
1)        Faktor internal : Faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri. Seeperti: kesehatan, rasa aman, kemampuan dan sebagainya.
2)     Faktor eksternal : faktor yang datang dari luar si anak seperti kondisi rumah, udara yang panas, IT (Informasi dan Teknologi) dan sebagainya. ( Roestiyah Nk, 1982:159).

B.     Kajian Hasil Penelitian
Dalam kajian hasil penelitian, peneliti telah berusaha mengadakan pencarian dari perpustakaan-perpustakaan dan Web yang ada hubungan dengan Penelitian tentang Intensitas Penggunaan facebook. Dalam skripsi yang ditulis oleh Fera Puspita Dewi Affaandi yang berjudul “Pengaruh Intensitas Pemakaian Facebook Terhadap Perkembangan Sosial Remaja Di SMP Taruna Dra. Zulaeha Tahun Ajaran 2010/2011.” Dalam skripsi tersebut menjelaskan bahwa berdasarkan analisis regresi dengan SPSS 16,0. Maka diperoleh koefisien determinan kedua variabel sebesar 0.000064. sehingga hipotesa alternatif adanya pengaruh intensitas pemakaian Facebook terhadap perkembangan sosial remaja di SMP Taruna Dra. Zulaeha Tahun Ajaran 2010/2011. Hal ini dikarenakan nilai koefisien korelasi lebih besar daripada    rtabel  sehingga  diterima. Dari hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi intensitas pemakaian facebook seseorang maka swmakin berkembang pola sosialnya.
Skripsi yang ditulis oleh Muh. Fadli Syifa’dengan judul “Pengaruh Intensitas Penggunaan Facebook terhadap Minat Belajar PAI di SMK Batik 1 Surakarta pada tahun 2010, hasil dari penelitian yang dilakukan peneliti adalah Intensitas penggunaan facebook berpengaruh negatif terhadap minat belajar, artinya semakin sering atau tinggi intensitas penggunaan facebook maka akan menurunkan minat belajar. Karena di penelitian ini diperoleh nilai korelasi sebesar -0. 438 yang termasuk dalam kategori sedang.
Dari dua penelitan yang dilakukan oleh peneliti dapat di ambil kesimpulan bahwa pengaruh intensitas penggunaan atau pemakaian facebook terhadap pola sosial dan minat belajar seorang siswa. Hubungan antara  penelitian diatas dengan penelitian penulis adalah terletak pada pengaruh intensitas penggunaan facebook terhadap pelajar.
Dalam penelitian yang dilakukan penulis ini adalah mendeteksi sejauh mana pengaruh intensitas penggunaan facebok terhadap prestasi belajar berdasarkan pada koefisin korelasi.

C.     Kerangka Berpikir
Proses pendidikan dialami oleh setiap orang mulai sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia. Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengubah perilaku seseorang dari tidak tahun menjadi tahu.
Terlepas dari pentingnya pemanfaatan internet untuk kepentingan pendidikan. Facebook merupakan sistem pertemanan yang sangat populer saaat ini. Fenomena facebook ini tidak jarang digunakan para pelajar dari tinggkat SD sampai Perguruan Tinggi. Alasan mereka pun bermacam-macam dalam menggunakan akun ini, dari ingin mencari teman sebanyak-banyaknya, mengenal dunia maya, chatting, curhat dan sebagainya. Namun sering terjadi, mereka menggunakan facebook ini secara berlebihan. Tidak jarang saat pelajaran di sekolah berlangsung ada beberapa siswa membuka akun facebook ini dengan sembunyi-sembunyi dan waktu untuk belajar juga sering dilalaikan  hanya untuk bermain facebook.
Dengan mengdeteksi sejauh mana pengaruh intensitas penggunaan facebook terhadap prestasi belajar pada kelas IX di SMK Negeri 6 Surakarta, maka dapat diketahui ada tidaknya pengaruh intensitas penggunaan facebook terhadap prestasi pelajar di SMK Negeri 6 Surakarta.

D.    Perumusan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara terhadap permasalah penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2006:72) dengan demikian dapat diartikan bahwa hipotesis adalah dugaan sementara uang dikemukakan oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian.
Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang jelas antara intensitas penggunaan facebook terhadap hasil belajar atau prestasi belajar pada siswa kelas IX di SMK Negeri 6 Surakarta.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.    Metode Penelitian
Metode  yang digunakan dalam  penelitian ini adalah dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif korelasional yaitu metode yang bertujuan mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu factor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih factor lain berdasarkan pada koefisin korelasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:270), Metode Penelitian Kuantitatif Korelasional bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabilla adda, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidak hubungan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Intensitas Penggunaan Facebook terhadap Prestasi Belajar kelas XI di SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2010-2011.

B.     Tempat dan waktu Penelitian
1.         Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di SMK Negeri  6 Surakarta JL. LU. Adi Sucipto No. 38 Surakarta.
2.      Waktu  Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan secara bertahap, yaitu mulai dari pengajuan judul dan pembuatan proposal, kemudian dilanjutkan penelitian dan pencarian data dan tahap terakhir adalah menganalisis data hasil penelitian dan penyusunan laporan. Semua tahapan tersebut dilaksanakan peneliti dalam waktu lima bulan, yaitu Februari-Juni 2011

C.     Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
1.      Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. (Sugiyono, 2007:117). Sedangkan menurut Y. Slamet (2006:40).
 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi kelas XI di SMK Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011.
2.      Sampel
Sampel ialah sebagian atau wakil populasi yang hendak diteliti (Suharsimi Arikunto, 1996:117). Dengan kata lain, sampel adalah bagian dari seluruh anggota populasi yang akan diambil untuk mewakili populasi dalam sebua penelitian sehingga hasilnya dapaat digeneralisasikan.
Dalam penelitian ini, untuk menentukan jumlah sampel adalah dengan
3.      Teknik Sampling
Teknik Sampling adalah suatu teknik atau cara dalam mengambil sampel yang representative dari populasi ( Mohammad Ali, 1993: 52).
Dalam menentukan jumlah sampel dan cara mengambil sampel tidak hanya disesuaikan dengan keinginan peneliti, tetapi harus dengan cara tertentu sesuai dengan kondisi populasi yang akan diteliti. Peneliti ini menggunakan teknik Proporsional Sampling karena jumlah populasi antara kelas satu dengan kelas lainnya tidak sama, sehingga untuk menentukan jumlah sampel disesuaikan jumlah anggota populasinya ( Suharsimi Arikunto, 1998:129)


D.    Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data untuk penelitian, tidak hanya sekedar mengumpulkan saja, tetapi harus dengan teknik tertentu yang sesuai dengan masalah yang akan dikaji. Dengan teknik yang cocok maka akan mendapat hasil yang baik sesuai dengan yang diinginkan.
Berikut teknik pengumpulan data dalam penelitian ini :
1.      Dokumentasi
Suharsimi Arikunto, (2006:158) “metode dokumentasi yaitu peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majaalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.” Dalam penelitian ini data yang akan diambil dengan metode dokumentasi addalah pengumpulan data berupa nilai rapor, atau nilai ujian harian dan mingguan untuk mengumpulkan data mengenai prestasi belajar.
2.      Angket
Dalam penelitian ini, informasi yang dikumpulkan dari responden dengan menggunakan angket atau kuesioner. Angket adalah kumpulan dari pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada seseorang (responden) dan cara menjawab juga dilakukan dengan tertulis ( Suharsimi Arikunto, 1998: 135)
Pengumpulan data dengan menggunakan angket diberikan kepada responden berupa daftar pertanyaan tentang intensitas penggunaan facebook terhadap prestasi belajar pada siswa kelas IX di SMK Negeri 6 Surakarta.




E.     Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data sebagai berikut :
1).    Uji Normalitas Data
        Dilakukan untuk mengetahui kenormalan data, apabila data berdistribusi normal maka teknik analisis yang digunakan adalah Statistik Parametrik. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus (hi kuadrat ( χ²))
χ² = ( fo – fh )²
            fh   
fo       = frekuensi data hasil observasi
fh       = frekuensi yang diharapkan
fo-fh  = selisih data fo dengan dengan fh

2).    Uji Hipotesis Asosiatif
Adalah menguji koefisien korelasi yang ada pada sampel untuk diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel diambil karena data dari kedua variabel berbentuk interval maka menggunakan rumus korelasi product  moment.
rxy =            Σxy                                  
        √ ( Σx²) ( Σy² )
rxy =  korelasi antara variabel x dengan y
x =  ( xi – x )
y =  ( yi – y )
3).    Uji Lineoritas Regresi
Untuk menentukan bentuk hubungan antara variabel x dengan variabel y, membentuk garis linear atau tidak.
Rumus yang digunakan adalah:
Jkt = Σy²
Jka = ( Σy
            N

Jkb = b ( Σxy – Σx.Σy )
                       N

  b = N  Σxy – Σx.Σy
        N.Σx² - (Σx

Jkresidu = Jk t –Jka- Jkb
JkG = (Σy²)-( Σy
                  N

Jktc = Jkres – JkG
Rktc = Jktc
           dbtc
RkG= JkG
         dbG

Fh = Rktc
        RkG

Jkt                    =  Jumlah kuadrat total
Jka                    =  Jumlah Kuadrat Koefisien a
Jkb                    = Jumlah Kuadrat koefisien b
Jkresidu             = Jumlah kuadrat sisa
JkG              = Jumlah kuadrat Gatak
Jktc              = Jumlah kuadrat Tuna cocok
Rktc                 =Rata-rata kuadrat Tuna cocok
RkG                 = Rata-rata kuadrat Gatak
Fh                = F hitung


















DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin & Esa Nur Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Bambang Cahyono al Jadi. 2009. Facebook: Panduan Lengkap. Yogyakarta: Mouncer Publisher.
Chalijah Hasan. 1994. dimensi-dimensi psikolagi pendidikan. Surabaya : Al Ikhlas.
Desy Arisandy. 2009. Facebook. Jogjakarta: Gara Ilmu.
Eunika Eni dan Teguh Wahyono. 2009. Kupas Tuntas Facebook: Era Baru Pergaulan di Dunia Maya. Yogyakarta: Gava Media.
Lester D. Crow dan Alice D. Crow. 1984. Psikologi Pendidikan. Surabaya: PT Bina Ilmu.
Muhammad Ali. 1993. Penelitian Kependidikan Rohaniah Manusia. Bandung: Aksara.
M. Leo Agung. 2009. Menjadi Terkenal Lewat Facebook. Yogyakarta: Andi.
Nasution . 1982. dikdaktik asas-asas mengajar. bandung: Jemmars.
Roestiyah NK.1982. Dikdatik metodik. Jakarta: Bina aksara.
WJS. Poerwadarminto. 1995. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Slameto. 2002. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruinya: Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
_______. 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengarui. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto. 1998. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
_______ . 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Bahri Djamarah. 2008. Psikologi Belajar: edisi 2. Jakarta: Rineka Cipta.
WS. Winkel. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia Widiasarana.
Yuniardi Syukur. 2009. Facebook: Sebelah Surga dan Sebelah Neraka. Jogjakarta: Diva Press.
Y. Slamet. 2006. Metode Penelitian Sosial. Surakarta: Sebelas Maret University Press.






tahun menyusun: 2010